Pada saat kondisi mesin masih dingin (misalnya saat menghidupkan
di pagi hari), maka diperlukan campuran bahan bakar dan udara yang lebih banyak
(campuran kaya). Hal ini disebabkan penguapan bahan bakar rendah pada saat
kondisi temperatur/suhu masih rendah. Dengan demikian akan terdapat sebagian
kecil bahan bakar yang menempel di dinding intake manifold sehingga tidak masuk
dan ikut terbakar dalam ruang bakar. Untuk memperkaya campuran bahan bakar
udara tersebut, pada sistem EFI yang dilengkapi dengan sistem pendinginan air
terdapat sensor temperatur air pendingin (engine/coolant temperature sensor)
seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Sensor ini akan mendeteksi kondisi
air pendingin mesin yang masih dingin tersebut. Temperatur air pendingin yang
dideteksi dirubah menjadi signal listrik dan dikirim ke ECU/ECM. Selanjutnya
ECU/ECM akan mengolahnya kemudian memberikan perintah pada injektor dengan
memberikan tegangan yang lebih lama pada solenoid injektor agar bahan bakar
yang disemprotkan menjadi lebih banyak (kaya).
Sedangkan bagi mesin yang tidak dilengkapi dengan sistem
pendinginan air, sensor yang dominan untuk mendeteksi kondisi mesin saat dingin
adalah sensor temperatur oli/pelumas mesin (engine oil temperature sensor) dan
sensor temperatur udara masuk (intake air temperature sensor). Sensor
temperature oli mesin mendeteksi kondisi pelumas yang masih dingin saat itu,
kemudian dirubah menjadi signal listrik dan dikirim ke ECU/ECM. Sedangkan
sensor temperatur udara masuk mendeteksi temperatur udara yang masuk ke intake
manifold. Pada saat masih dingin kerapatan udara lebih padat sehingga jumlah
molekul udara lebih banyak dibanding temperatur saat panas. Agar tetap terjadi
perbandingan campuran yang tetap mendekati ideal, maka ECU/ECM akan memberikan
tegangan pada solenoid injektor sedikit lebih lama (kaya). Dengan demikian,
rendahnya penguapan
0 komentar:
Post a Comment